Berita

Beranda / Berita / Penting! Ini 5 Cara Mengelola Sampah dengan Baik

Penting! Ini 5 Cara Mengelola Sampah dengan Baik

15 Feb, 2024


Salah satu masalah utama bumi saat ini adalah jumlah sampah yang menumpuk. Menurut data dari World Bank, pada tahun 2020, jumlah sampah yang dihasilkan di dunia mencapai 2,01 miliar ton. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat menjadi 3,4 miliar ton pada tahun 2050. Salah satu sebab menumpuknya sampah di bumi saat ini adalah kurang optimalnya pengelolaan sampah. Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022  jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 21,1 juta ton. Dari total sampah tersebut, 65.71% (13.9 juta ton) dapat terkelola, sedangkan sisanya 34,29% (7,2 juta ton) belum terkelola dengan baik.

Penumpukan sampah dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti pencemaran lingkungan, banjir, dan perubahan iklim. Sampah yang dibuang sembarangan dan tidak dikelola dengan benar dapat mencemari tanah, air, dan udara. Selain itu, sampah yang tidak terkelola dengan baik juga dapat menyebabkan banjir, karena dapat menyumbat saluran air. Sampah juga dapat menjadi salah satu penyebab perubahan iklim, karena dapat melepaskan gas rumah kaca ke atmosfer. Tidak hanya berdampak signifikan pada lingkungan, penumpukan sampah tentunya juga berdampak negatif pada kesehatan manusia karena sampah berpotensi menjadi sumber penyakit. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk untuk mengelola sampah dengan baik. Berikut adalah 5 cara mengelola sampah dengan lebih baik:




1. Memilah sampah


Memilah sampah adalah langkah perdana dan penting dalam mengelola sampah dengan baik. Dengan memilah sampah, kita dapat mengurangi jumlah sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA), sehingga bisa membantu mengurangi penumpukan sampah. Sampah dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti sisa makanan, daun, dan ranting. Sampah organik sangat mudah terurai secara alami. Sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari benda mati, seperti plastik, kertas, dan logam.  Jenis sampah ini lebih sulit untuk terurai. Kedua karakteristik jenis sampah tersebut sangatlah berbeda, sehingga cara pengelolaan nya juga berbeda, maka dari itu kedua jenis sampah tersebut harus dipilah.




2. Menerapkan 3R


3R adalah singkatan dari Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (mendaur ulang). 3R merupakan prinsip dasar dalam pengelolaan sampah. Prinsip 3R sangatlah sederhana dan dapat dilakukan oleh siapa saja karena tidak memakan biaya yang besar. Namun, jangan salah, 3R yang sangat sederhana ini memiliki dampak yang signifikan pada pengurangan produksi sampah dan mengoptimalkan pengelolaan sampah.

  • Reduce adalah upaya untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan. Kita dapat mengurangi jumlah sampah dengan cara mengurangi konsumsi barang-barang yang tidak perlu, juga bisa dengan menggunakan produk-produk yang dapat didaur ulang, dan menghindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar
  • Reuse adalah upaya untuk menggunakan kembali barang-barang yang sudah tidak terpakai. Kita dapat menggunakan kembali barang-barang bekas, seperti kaleng biskuit untuk menyimpan kerupuk, simpan dan gunakan kembali kantong plastik berulang kali sampai tidak bisa digunakan, atau kita juga bisa menggunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis. Dengan reuse kita tidak menyia nyiakan barang bekas menjadi sampah, sehingga produksi sampah bisa berkurang.
  • Recycle adalah upaya untuk mendaur ulang sampah. Sampah yang sudah tidak terpakai dapat diolah kembali menjadi bahan baku baru. Daur ulang merupakan salah satu cara terbaik untuk mengurangi jumlah sampah yang harus dibuang ke TPA. Contohnya, sampah-sampah non organik seperti botol plastik bisa dijadikan ecobrick atau karya kerajinan lainnya, kardus juga bisa diolah menjadi barang yang berguna seperti hiasan dan tempat penyimpan barang. Selain itu, sampah organik juga bisa direcycle menjadi suatu produk yang bermanfaat seperti kompos.



3. Pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos


Cara pengelolaan sampah organik ini merupakan salah satu contoh kegiatan recycle. Sampah yang tadinya tidak berguna bisa diubah menjadi pupuk kompos yang lebih berguna. Pengolahan sampah organik bisa dilakukan masyarakat secara mandiri karena cara pengolahannya tidak sulit. Hanya membutuhkan beberapa langkah dan waktu kurang lebih 2 minggu untuk mengubah sampah organik menjadi pupuk kompos. Untuk membuat kompos, sampah organis harus dikumpulkan terlebih dahulu, dan dicincang kecil-kecil, kurang lebih 1-2 cm. Lalu, sampah yang telah dicincang kecil-kecil harus didiamkan selama 2 minggu di dalam baskom atau ember yang tertutup rapat. Proses pendiaman ini berfungsi agar terjadi pembusukan sampah. Proses pembusukan biasanya memakan waktu yang cukup lama, maka sampah tersebut bisa ditambahkan larutan EM4 untuk mempercepat proses pembusukan. Proses pembusukan juga harus dilakukan pada wadah yang tertutup agar proses pembusukan lebih maksimal dan merata. Selama 2 minggu tersebut Anda harus mengaduk pupuk di dalam ember selama 3 hari sekali. Dari hasil pendiaman dan pembusukan sampah organik, akan menghasilkan pupuk basah dan kering. Pupuk kompos ini sangat bermanfaat untuk sektor pertanian.




4. Mengurangi sampah sesuai dengan kemampuan dan kondisi


Cara ini termasuk pada rangkaian kegiatan 3R, dimana untuk mengurangi penumpukan sampah tentunya kita juga perlu mengurangi sampah sesuai dengan kemampuan dan kondisi. Saat ini, sudah semakin banyak pihak yang sadar akan masalah-masalah lingkungan termasuk, produksi sampah yang berlebihan. Maka, saat ini sudah banyak sekali inovasi produk-produk ramah lingkungan yang bisa digunakan untuk mengurangi produksi sampah. Misalnya, membawa dan menggunakan kantong belanja sendiri yang bisa dipakai berkali-kali saat berbelanja. Saat berbelanja bahan-bahan baku seperti sayuran, ayam, ikan, atau kebutuhan pangan lainnya, kamu bisa membawa dan menggunakan wadah sendiri agar mengurangi penggunaan kantong plastik yang berlebih.



5. Bank Sampah


Bank sampah adalah lembaga yang mengelola sampah anorganik atau sampah kering dengan cara mengumpulkan, memilah, dan mendaur ulang sampah. Lembaga-lembaga bank sampah disebut “bank” karena menggunakan manajemen seperti perbankan. Namun, transaksi nya bukan dengan uang, melainkan dengan sampah. Melalui bank sampah, masyarakat akan ‘menabung’ sampah. Sampah yang ditabung nantinya akan ditimbang dan dikalkulasi menjadi uang yang bisa ditarik oleh pihak masyarakat yang menyetor. Beberapa bank sampah juga tidak hanya menggunakan uang sebagai pengganti sampah, tetapi  juga bisa berupa sembako. Bank sampah merupakan salah satu solusi pengelolaan sampah yang strategis. Dimana, dengan bank sampah, partisipasi masyarakat dalam upaya pengelolaan sampah, sehingga penumpukan sampah berkurang. Dengan adanya bank sampah juga membantu perekonomian masyarakat.


Dengan menerapkan langkah-langkah ini, kita dapat berkontribusi secara nyata dalam upaya pelestarian lingkungan. Dengan mengelola sampah dengan baik, kita tidak hanya menjaga bumi tetap lestari, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat untuk generasi mendatang. Mari bersama-sama menerapkan langkah-langkah ini untuk menghadapi tantangan sampah global!


Penulis : Fiona Aurelia


Tags